UMRI Lepas 52 Mahasiswa KKN ke Suku Talang Mamak

    UMRI Lepas 52 Mahasiswa KKN ke Suku Talang Mamak

    PEKANBARU – Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) melepas 52 mahasiswa untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kepada Suku Talang Mamak di daerah 3T di Desa Rantau Langsat, Dusun Lemang (Ponpes Lemang), Desa Belimbing, Desa Siberida dan Desa Ringin Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

    Pelepasan 52 mahasiswa dilakukan langsung oleh Rektor UMRI Dr Saidul Amin MA, bersama Ustaz Prof Abdul Somad (UAS), Jumat (7/7) di Masjid Baitul Hikmah UMRI Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru.

    Kepada 52 mahasiswa, Saidul Amin mengatakan bahwa mereka merupakan perpanjangan tangan umat dalam berdakwah. KKN di Suku Talang Mamak, diharapkan memajukan masyarakat di sana.

    “Dakwah sekarang luar biasa berat, maka belaian dakwah kita sangat diharapkan di tempat-tempat seperti Suku Talang Mamak ini, ” ujarnya. Selain itu, Saidul berharap mahasiswa dapat menularkan ilmu yang dimiliki untuk memajukan Suku Talang Mamak.

    “Ilmu yang adik-adik pelajari selama kuliah bawalah ke sana, karena ilmu tersebut sangat bermanfaat bagi mereka dan teknologi saat ini sudah berkembang saya harap jangan sampai ananda yang tertinggal dengan kemajuan teknologi, ” harapnya.

    Sementara itu Ustaz Abdul Somad (UAS) menyebut ia telah mengunjungi daerah 3T (Terasing, Terujung, Tertinggal) delapan tahun lalu, beban tersebut dirasa berat namun dengan masuknya mahasiswa UMRI dapat meringankan beban tersebut.

    “Maka paling tidak ada lima poin diambil dari dalam pertama ajarakan Islam dari hal yang kecil, seperti belajar, menulis, presentasi, terminologi dan etimologi, ” sebutnya.

    UAS juga berpesan agar mahasiswi peserta KKN dapat memberikan pengetahuan baru dan keahlian yang sederhana bagi perempuan di sana.

    “Ringannya saja bagaimana menutup aurat, mandi wajib, mandi jenazah dan kalau punya keahlian ternak, kuliner sampaikan kepada mereka supaya masyarakat di sana mendapatkan pengetahuan baru. Waktu merenung panjang di dalam, betapa bersyukurnya kita hidup saat ini, namun hidup yang membosankan yang kita rasakan adalah tempat yang dirindukan ketika di Suku Talang Mamak, ” kata UAS.

    Lebih lanjut UAS juga berpesan agar mahasiswa dapat menulis setiap kegiatan ketika tinggal bersama Suku Talang Mamak yang nantinya tulisan tersebut dapat menjadi sejarah bagi UMRI.

    “Menulislah, supaya orang di masa yang akan datang pernah hidup di masa lalu, buku itu akan indah dibaca 20 tahun yang akan datang, menjadi tulisan yang berkesan, tulisan di muka bumi Allah SWT, tulisan yang dicatat oleh para malaikat, dan selamat jalan sukses selalu untuk adik-adik mahasiswa UMRI, ” pungkasnya.

    Pada kesempatan yang sama Ketua LPPM UMRI Dr Aidil Haris SSos MSi, mengatakan orientasi UMRI melaksanakan KKN di wilayah suku terasing ini dalam rangka syiar dakwah Islam agar masyarakat suku terasing dapat memahami nilai-nilai keislaman yang sesungguhnya.

    “Kondisi hari ini, mereka mengaku Islam tapi tidak memahami syariat Islam itu. Bahkan ada yang di identitasnya Non Islam tetapi tak pernah beribadah dan mengakui bahwa sesungguhnya mereka Muslim. Nah, ini menjadi perhatian serius bagi kita semua untuk syiar Islam di wilayah Talang Mamak agar mereka benar-benar memahami nilai ke-Islaman secara benar dan kaffah, ” katanya.

    Diketahui sebelumnya, UMRI juga telah melepas 20 mahasiswa untuk KKN Internasional di Selangor, Malaysia pada Senin (26/6/2023). Dalam acara ini juga diadakan kajian bulanan yang disampaikan oleh Ketua badan Pembina Harian (BPH) UMRI Prof Dr HM Nazir MA, yang dihadiri segenap pimpinan BPH UMRI, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau, Pimpinan, dan civitas akademika serta keluarga besar UMRI.

    umri kkn suku talang mamak universitas muhammadiyah riau rantau langsat desa belimbing desa siberida desa ringin batang gansal indragiri hulu riau dr saidul amin ma prof abdul somad
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Dr. Ing. Ilham Habibie: International University...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami